Wanita Itu.....
Dalam sakit ia bertahan, dalam helaan nafas yang tak menentu ia bersemangat...
Meraih saat yang ditunggu tunggunya..
Nyawa seakan tak ada harganya lagi demi tangisan kecil..
Tangisan kecil yang akan diiringi oleh tangisan harunya.
Hari berganti ia tak pernah lelah melakukan hal yang berulang ulang dilakukannya setiap hari.
Semuanya...
Dari terbit fajar sampai terbenamnya sang sinar, bahkan saat gelap yang disinari bintang menjadi senyap ia tetap bekerja...
Bangun ditengah malam hanya untuk membuatkan secangkir susu, itu hal yang biasa baginya.
Membersihkan kotoran saat menikmati nikmatnya makanan bukan hal yang menjijikkan baginya.
Dia hero, dia wonder, dia robot, yang selalu memakai topeng senyum indah.
Ingatkah, kita sering melawan keinginannya, kita sering melawan perkataannya,
kita sering tak membagi makanan kepadanya, padahal...demi kita, anaknya, dia rela tak makan.
Saat waktu mulai mendewasakan kita, tak banyak yang dia inginkan..
Dia hanya inginkan kebahagian. Kebahagian yang selalu menyertai hidup anaknya.
Terkadang dia mulai marah, emosi, bahkan sampai mencubit, tapi itu adalah bentuk kasih sayangnya yang selalu saja kita artikan kekejamannya.
Baik buruknya anak yang telah dilahirkannya, apa pun itu, dia tak pernah merasa menyesal telah mempertaruhkan nyawanya.
Selalu saja mulut ini berkata "bentar" saat dia menyuruh kita untuk melakukan sesuatu.
Selalu saja mulut ini berkata "ah" saat kita menolak suruhannya..
Pernahkah kita berfikir dia tak pernah menunda apapun yang kita minta?
Pernahkan kita tau bahwa dia diluaran sana mencari pinjaman uang kemana mana demi keinginan kita?
Dia menyembunyikan itu semua, dia bertopeng, karna dia tak mau anaknya tau dan sedih melihat perjuangannya... yang dia inginkan hanya membahagiakan anaknya.
Wanita Itu sangat keterlaluan!!
Tidak pernah memikirkan dirinya.
Wanita itu......
Ibu.
Wanita itu...
Mama.
Wanita itu...
Umi.
Apapun itu, dia adalah wanita yang melahirkan kita.
Ya, wanita itu yang telah melahirkan kita dan mengurus kita sampai kita bisa melompat tinggi sambil menerbangkan topi Toga.
Buatlah dia tersenyum karna dia bidadari yang tak bersayap putih.
Dia malaikat yang tidak memiliki lingkar diatas kepalanya.
Dia hanya memiliki Kasih yang tak terhitung sepanjang masa.
Ibu.........
Maafkan anakmu ini yang selalu membuat kesal hatimu dan membuat resah pikiranmu :')
Dalam sakit ia bertahan, dalam helaan nafas yang tak menentu ia bersemangat...
Meraih saat yang ditunggu tunggunya..
Nyawa seakan tak ada harganya lagi demi tangisan kecil..
Tangisan kecil yang akan diiringi oleh tangisan harunya.
Hari berganti ia tak pernah lelah melakukan hal yang berulang ulang dilakukannya setiap hari.
Semuanya...
Dari terbit fajar sampai terbenamnya sang sinar, bahkan saat gelap yang disinari bintang menjadi senyap ia tetap bekerja...
Bangun ditengah malam hanya untuk membuatkan secangkir susu, itu hal yang biasa baginya.
Membersihkan kotoran saat menikmati nikmatnya makanan bukan hal yang menjijikkan baginya.
Dia hero, dia wonder, dia robot, yang selalu memakai topeng senyum indah.
Ingatkah, kita sering melawan keinginannya, kita sering melawan perkataannya,
kita sering tak membagi makanan kepadanya, padahal...demi kita, anaknya, dia rela tak makan.
Saat waktu mulai mendewasakan kita, tak banyak yang dia inginkan..
Dia hanya inginkan kebahagian. Kebahagian yang selalu menyertai hidup anaknya.
Terkadang dia mulai marah, emosi, bahkan sampai mencubit, tapi itu adalah bentuk kasih sayangnya yang selalu saja kita artikan kekejamannya.
Baik buruknya anak yang telah dilahirkannya, apa pun itu, dia tak pernah merasa menyesal telah mempertaruhkan nyawanya.
Selalu saja mulut ini berkata "bentar" saat dia menyuruh kita untuk melakukan sesuatu.
Selalu saja mulut ini berkata "ah" saat kita menolak suruhannya..
Pernahkah kita berfikir dia tak pernah menunda apapun yang kita minta?
Pernahkan kita tau bahwa dia diluaran sana mencari pinjaman uang kemana mana demi keinginan kita?
Dia menyembunyikan itu semua, dia bertopeng, karna dia tak mau anaknya tau dan sedih melihat perjuangannya... yang dia inginkan hanya membahagiakan anaknya.
Wanita Itu sangat keterlaluan!!
Tidak pernah memikirkan dirinya.
Wanita itu......
Ibu.
Wanita itu...
Mama.
Wanita itu...
Umi.
Apapun itu, dia adalah wanita yang melahirkan kita.
Ya, wanita itu yang telah melahirkan kita dan mengurus kita sampai kita bisa melompat tinggi sambil menerbangkan topi Toga.
Buatlah dia tersenyum karna dia bidadari yang tak bersayap putih.
Dia malaikat yang tidak memiliki lingkar diatas kepalanya.
Dia hanya memiliki Kasih yang tak terhitung sepanjang masa.
Ibu.........
Maafkan anakmu ini yang selalu membuat kesal hatimu dan membuat resah pikiranmu :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar